Berhubungan Badan saat Hamil tetap boleh dilakukan, namun tentu harus dengan batas-batasan aman yang boleh dilakukan. Asal dilakukan dengan posisi tepat, Berhubungan badan Saat Hamil tidak berbahaya, tetapi yang dapat memberikan efek Negatif adalah masuknya sperma ke dalam rahim ibu hamil. Sperma mengandung suatu zat yang menyebabkan reaksi sensitif pada mulut rahim, yang tentu akan sangat berbahaya terhadap kondisi janin. Sehingga ketika anda Berhubungan Badan Saat hamil, sebaiknya sperma dikeluarkan di luar vagina atau dengan menggunakan kondom.
Reaksi sensitive pada mulut rahim memicu reaksi kontraksi dini, sehingga bisa menyebabkan kelahiran prematur, atau resiko keguguran apabila usia kehamilan anda masih muda. Berhubungan Badan pada usia kehamilan masih muda, harus berhati-hati karena gerakan atau guncangan yang terlalu kuat sangat beresiko tidak baik bagi janin. Kesehatan ibu hamil juga harus terjaga, jangan sampai terlalu lelah.
Berhubungan Badan tetap aman dilakukan saat kehamilan trimester pertama sampai usia kehamilan tujuh bulan. Pengurangan frekuensi Berhubungan Badan harus dilakukan ketika usia kehamilan mencapai tujuh sampai sembilan bulan. Pada usia tersebut tentu perut sudah lebih besar dan akan lebih sulit untuk berhubungan seks, dan akan beresiko menekan perut yang tentu berbahaya bagi janin. Sperma yang mungkin masuk ke dalam rahim juga akan memicu kelahiran prematur.
Larangan Berhubungan Badan Saat Hamil
Meskipun Berhubungan Badan Saat Hamil boleh dilakukan, namun ada beberapa kondisi kehamilan yang tidak diperbolehkan melakukan hal tersebut sama sekali (meski dengan mengeluarkan Sperma diluar vagina atau penggunaan Kondom), yaitu:
Resiko Keguguran yang tinggi
Beberapa ibu hamil dan mungkin termasuk anda mempunyai kondisi kehamilan yang lemah, atau kehamilan berbahaya. Dan ketika kehamilan tersebut beresiko tinggi terhadap ancaman keguguran, sebaiknya hindari hubungan seks sama sekali. Lakukan pemeriksaan rutin, karena kehamilan yang lemah bisa berubah setelah usia kehamilan beberapa minggu, dan janin menjadi lebih kuat begitu juga sebaliknya.
Resiko Lemahnya kandungan biasanya ditandai dengan munculnya flek (darah) dari vagina. Adanya flek ini memberikan tanda bahwa ada masalah pada janin. Sedangkan rasa mulas pada bagian perut bisa menandakan adanya kontraksi rahim dini yang bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.
Resiko Plasenta Previa
Placenta previa adalah gangguan kehamilan, dimana ari-ari menutupi jalan lahir bayi. Plasenta Placenta previa menghalangi serviks, menyebabkan terjadinya pelebaran serviks prematur, sehingga memicu terjadinya persalinan prematur. Placenta previa dibagi menjadi tiga kondisi yang diantaranya adalah: placenta previa lateralis (hanya terjadi sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta), placenta previa marginalis (kondisi pinggir plasenta berada di pinggir pembukaan jalan lahir), dan yang terakhir adalah placenta previa letak rendah (kondisi plasenta berada 3-4 cm di atas bagian pinggir pembukaan jalan lahir janin).
Ringkasan:
- Berhubungan Badan Saat Hamil Boleh dilakukan dengan Posisi yang aman dan nyaman,
- Sperma sebaiknya tidak dikeluarkan di vagina ibu hamil,
- Sperma yang masuk di vagina meningkatkan resiko keguguran dan Plasenta Previa.